SEBUAH MEMORI DALAM SELUAS INGATAN chapter 1


 Image result for PEMANDANGAN PESAWAT








 AWAL SEBUAH PERTEMUAN
                        
    Namaku Alfie, kisah ini kutulis sebagai rasa terima kasihku kepada kedua orang sahabat yang pernah hadir dan mewarnai hari-hari dalam hidupku.

   Tiga tahun yang lalu, tujuh bulan setelah aku lulus sekolah menengah atas, aku memutuskan untuk merantau ke negara tentangga Malaysia. Selain karena prosesnya yang lumayan cepat dan tidak banyak memakan biaya, saat itu aku memang merasa perlu untuk jauh sementara dari keluargaku, untuk menumbuhkan sikap mandiri dalam diriku.

   Setelah melalui beberapa proses, saatnya aku melakukan medical check up (MCU). Pengurus sebuah perusahaan pengelola tenaga kerja Indonesia memintaku untuk datang ke sebuah klinik medikal di Jakarta. Beliau memberitahuku lewat telepon.

“Alfie, silakan datang tepat pada pukul 09.00 dan jika bisa datanglah bersama seseorang yang sedaerah denganmu. Namanya Nur Asiah dari Cianjur Selatan” ujarnya dalam telepon.

“Kalau begitu saya minta nomor teleponnya bu?” Jawabku.

   Setelah mendapat nomor telepon itu, aku langsung menghubungi seseorang bernama Nurr Asiah itu dengan mengirim sms. Tapi, rupanya dia tidak berangkat dari Cianjur, melainkan dari Bekasi. Kami pun akhirnya janjian bertemu di terminal kampung melayu.

   Setelah bertemu, aku dan Nurr saling memperkenalkan diri satu sama lain. Tidak butuh waktu lama hingga kami dekat dan sering berkomunikasi via telepon. Saat sampai di klinik medikal itu, kami langsung melakukan berbagai tes kesehatan dari ujung kepala hingga ujung kaki, terakhir kami pun menunggu giliran untuk pengambilan darah dan rongent

   Saat itu, ibu pengurus medikal tampak kebingungan, dan berusaha menelepon seorang lagi calon tki yang hendak melakukan medical chek up tapi, rupanya tak kunjung datang hingga membuat ibu pengurus itu khawatir. Disana selain aku dan Nurr, ada pula beberapa calon tki lain. Hingga beberapa saat kemudia, orang terakhir itu pun akhirnya datang dan meminta maaf kepada ibu pengurus karena telah terlambat.

“Saya tadi pergi ke tempat kakak saya dulu bu. Lalu kakak saya yang mengantar saya kesini” jelasnya pada ibu pengurus.

“Harusnya kamu langsung kesini seperti yang lain” ujar ibu pengurus yang sedikit kesal.

  Seorang petugas klinik pun memanggil orang terakhir yang hendak medical check up tersebut.

“Meli Rahmawati?” panggilnya.

“Iya, saya” jawabnya. 

  Akhirnya aku tahu bahwa itulah nama orang terakhir yang membuat medical check up ini semakin lebih lama.

   Sebulan lebih telah berlalu dari proses medikal, akhirnya aku kembali mendapat panggilan untuk membuat paspor ke Bogor. Ibu pengurus menyuruhku datang tepat pukul 12.00 siang. Tapi, karena aku takut tempatnya jauh dan perjalanannya panjang, akhirnya aku berangkat setelah sholat subuh dan sampai pada pukul 09.00 pagi.

“Oh great ! aku kepagian dan kantornya masih sepi” gumamku
Aku menelepon ibu pengurus dan mendapat teguran.

“Siapa suruh datang jam 9.00?” tanyanya.

    Akhirnya aku disuruh untuk membantu mengumpulkan kawan yang lain.
Selang beberapa menit Nurr datang dan disusul dengan kawan yang lain. Ibu pengurus pun akhirnya datang dan mengabsen kami satu persatu. Tapi, ada yang kurang dalam anggota kami.

“Meli rahmawati?” panggil ibu pengurus.

    Dia belum datang sejak aku mengumpulkan kawan yang lain. Kami langsung saja melakukan proses pembuatan paspor. Dan saat sedang menunggu di ruang tunggu, datanglah dengan santainya kawan yang bernama Meli itu, dan langsung menyusul yang lain dan membuat paspor.

“Dia selalu terlambat !” batinku. Aku yang sebenarnya tidak terlalu peduli dengan urusan orang lain yang tidak aku kenal sedikit mencuri pandang dan melihat penampilan gadis bernama Meli itu.

“Sepertinya dia anak manja. Atau tidak anak mami.” Gumamku.

Aku dan Nurr juga hanya sedikit berbincang saja saat itu hingga akhirnya kami pulang.


    Beberapa minggu kemudian, ibu pengurus memberi tahu bahwa kami akan segera berangkat ke Malaysia. Dan beliau menyuruh kami untuk datang ke BLK di Bekasi untuk proses persiapan pra penerbangan dan lainnya.

    Aku segera menyiapkan barang-barangku dan berpamitan pada keluargaku. Tentu ada cerita menarik saat berpamitan dengan keluarga yang 19 tahun selalu ada untukku, tapi itu akan kuceritakan ditulisan yang lain saja.

    Aku yang sudah terbiasa bepergian jauh sendiri dapat dengan mudah menemukan tempat yang dimaksud ibu pengurus. Disana, aku bertemu dengan kawan-kawan yang lain termasuk Nur Asiah, teman baruku yang lebih dekat dari yang lain. 

   Disana banyak orang lain yang sedang pelatihan untuk menjadi asisten rumah tangga di berbagai negara seperti Arab Saudi, Hongkong, Taiwan, dan lain sebagainya. Karena kami bukan bekerja sebagai asisten rumah tangga, melainkan karyawan sebuah perusahaan elektronik. Mereka memanggil kami dengan sebutan TKI formal.

    Kami pun akan segera dikirim ketempat penginapan sementara, yang tempatnya berbeda dengan tempat kedatangan awal kami di Bekasi itu. Tapi, lagi-lagi kami harus menunggu beberapa jam saat salah seorang kawan kami belum juga datang.

“Sudah kuduga” gumamku yang memang sudah tahu bahwa yang terlambat tentu ia yang bernama Meli. 

   Lalu kami pun pergi duluan dengan diantar mobil khusus. Dan betapa kagetnya aku melihat tempat yang akan menjadi penginapan sementara itu, disana sangat banyak orang yang semuanya perempuan yang sedang dalam proses pemberangkatan pekerja. Mungkin inilah tempat yang selalu aku dengar saat tetanggaku hendak pergi ke Arab oleh sponsor dan memalui pendidikan di PT. Banyak kenangan yang jika aku mengingatnya akan terasa geli saat berada di BLk Bekasi itu, mulai dari keberagaman orang yang tinggal disana mulai dari sabang sampai merauke, tempat tidur berjejer tanpa penghalang, atau kamar mandi terbuka tanpa ruangan khusus.

    Tak lama saat kami sedang membereskan tempat tidur. Datanglah Meli berdua dengan temannya Wina. Mereka akhirnya bergabung bersama kami. Tiga hari kami melakukan persiapan keberangkatan, mulai dari pengetahuan mengenai boarding, saat di pesawat, hingga sampai kami tiba ditempat tujuan.

    Hari keberangkatan pun tiba, pagi itu setelah sholat subuh mobil pengantar kami menuju bandara datang. Kami pun segera pergi. Saat dibandara kami saling mengandalkan satu sama lain sebagai kawan seperjuangan. 

    Bagiku, Nurr, dan Meli ini adalah pengalaman pertama kami naik pesawat dan bekerja jauh dari orangtua. Dan tanpa kami duga ini semua juga menjadi awal kisah persahabatan kami di negeri jiran. 

   Seseorang yang akan sangat cuek terhadap oranglain yang tidak kenal sepertiku namun sangat cerewet disekitar orang yang sudah dekat, kemudian gadis lugu yang tidak banyak bicara seperti Nurr, bertemu dengan gadis super ribet yang selalu terlambat seperti meli. Dimulai disebuah pesawat, ketiga orang ini kelak akan berbagi pahit manis kehidupan mereka satu sama lain.


To Be Continue

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUJAN DIMALAM JUM'AT

ABAIKAN MIMPI BURUKMU !

SURAT YANG TERSIRAT DARI AYAH